Friday, June 5, 2015

GEMPABUMI




A)  Jam 7.13 am, saya berdiri di atas tangga besi, sedang sibuk ‘trimming’ pohon lilit yang melingkar sana sini. Ini memang aktiviti rutin waktu pagi, sebelum ke opis. Tiba-tiba sekumpulan merpati dan tekukur di bumbung rumah, bertempiar terbang. Bunyi sungguh riuh macam dilanggar garuda.

Saya terkejut gila, dan cepat-cepat turun tangga. 10-15 saat kemudian, rumah mula bergegar-gegar. Saya boleh dengar perabot terhentak-hentak dari dalam. Tersirap juga darah bah. Nasib baik binaan kayu yang anjal dan fleksibel. Kalau tidak, mungkin sudah retak.


B)  Rupanya ada gempabumi di Ranau (dengan epicenter di sekitar kawasan Gunung Kinabalu), yang gegarannya mengalir lebih 90 km sampai ke Tuaran. This has happened in Ranau (my home town) several times before. But I never experienced it for real, because each time it occurred in the past – I was somewhere else outside of Sabah. Saya dibagitau ini yang terkuat dalam sejarah setakat ini. Fuh!

Ada dua pengajaran yang saya dapat hari ini. Pertama, layan dengan baik semua binatang (liar atau jinak) yang datang ke rumah. Sebab deria baca binatang ini pada perubahan alam sekitar dan getaran bumi adalah lebih sensitif. You might need them to warn you in advance – if there is something going wrong.

C)  Kedua, lain kali kalau ada ‘mad sailors’ biadap datang berbogel di tempat suci masyarakat natif Sabah – tangkap semua, ikat pada tiang letrik di tengah pekan, kemudian potong tontolou dan hiris-hiris puting susu mereka. Lalu persembahkan dalam dulang sebagai sogit untuk mengurangkan kemurkaan Aki Nabalu.

Yang pertama itu – realiti dari kearifan tradisional masyarakat setempat. Yang kedua itu – imaginasi liar seorang lelaki psiko. Abaikan, jangan percaya pada khurafat.

But honestly speaking: regardless of what your religions are, please respect and honour the sacred place for the indigenous community. Bear this in mind, everyone. Don't mess up with the Mother Nature, ok!

Nota gambar; Seorang lelaki Dusun Bunduliwan Kundasang, cicit Monsopiad, yang sedang murka!
— at Rumah Pangi, Tuaran.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...